Kamis, 16 Juni 2011

Hijriah Vs Masehi


Hijriah-Masehi, itu apa yach?
Oleh  : Wid Raihannah
Hijrah itu apa sich? And Masehi itu apa?
Nah! Maka dari itu, baca terus ampe selesai artikel nich, kalo antum pengen tahu, apa aja sich yang ada di dalam kedua kata itu. And kenapa hampir di setiap wilayah Indonesia selalu memeriahkan setiap kali tiba kedua momen itu. Bahkan, hampir di seluruh penjuru dunia sangat menanti-nantikan kehadiran momen yang hanya terjadi setiap tahun, sekali.
Let’s selami sedalam-dalamnya!?  Oce!
          Ternyata kata Hijriah itu berasal dari sebuah kata bahasa Arab yang artinya pindah, beralih, dan sebagainya. Yaitu sebuah kata yang merupakan sebuah peristiwa sejarah perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW, berpindahnya dari kota Mekkah ke Yastrib (sekarang disebut kota Madinah al-Munawwarah), dimana peristiwa tersebut disebut dengan peristiwa Hijrah Rasul untuk yang pertama kalinya. Menurut perkiraan tahun Gregorian, hijrah itu jatuh pada 15 Juli 622 Masehi. And peristiwa hijrahnya Nabi itu sangat besar artinya dalam sejarah perkembangan da’wah Islam. Karena setelah Nabi Muhammad dan para sahabatnya hijrah ke Madinah, da’wah Islam mulai mencapai kejayaannya yang gemilang.
          Hijriyah ini merupakan nama penanggalan, tahunnya umat Islam. Yang diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri dengan bulan Zulhijjah. Dan setiap kali tiba pada tanggal 1 Muharram, lembaga-lembaga besar ataupun pemimpin-pemimpin besar seperti gubernur, walikota, pesantren, remaja masjid, dan lainnya, pasti akan memeriahkan momen tersebut dengan mengadakan arak-arakan keliling rumah penduduk yang biasa disebut dengan Pawai Tarub bersama seluruh lapisan masyrakat, mulai dari kalangan anak-anak SD, SMP, SMA/MA/MK maupun masyarakat dari kalangan dewasa, mulai dari Majelis Ta’lim ibu –ibu maupun bapak-bapak, dan masih banyak lagi ormas-ormas Islam lainnya. Terkadang momen ini dimeriahkan di malam hari tanggal 1 Muharram dan terkadang juga di pagi harinya. And yang memeriahkan momen ini hanyalah umat Islam saja.
          Namun, di kalangan masyarakat desa yang masih awam akan momen itu. Mereka memperingatinya dengan membuat makanan seperti bubur nasi yang diisi dengan beraneka macam biji-bijian, kemudian mereka bagikan ke rumah-rumah tetangga terdekat. Tradisi ini lebih banyak terjadi di kalangan masyarakat suku Madura. Dari jauhan hari, mereka sudah mempersiapkan untuk menyambut bulan Muharram, tahun barunya umat Islam ini.
          And yang perlu kita tahu juga, ternyata awal perhitungan tahun Hijriyah ini mulai diberlakukannya pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Menurut kisahnya, hal ini terjadi disebabkan pada suatu hari Umar menerima sepucuk surat dari sahabatnya, Abu Musa Al-Asy’ari r.a. tanpa dibubuhi tanggal dan hari pengirimannya. Hal itu menyulitkan bagi Umar untuk menyeleksi surat yang mana terlebih dahulu harus diurusnya, sebab ia tidak menandai antara surat yang lama dan yang baru. Oleh sebab itu, Umar mengadakan musyawarah dengan orang yang terpandang dikala itu untuk membicarakan serta menyusun masalah tarikh Islam.
Kemudian sistem penanggalan Islam itu tidak mengambil nama “Tahun Muhammad” atau “Tahun Umar”. Hal itu agar tidak mengandung unsur pemujaan seseorang atau penonjolan pribadi mereka. Jadi gituch awal mula and rahasia kata Hijriah itu.
          Lah, gimana halnya dengan Masehi? Ada apa dengan Masehi? So, sekarang kita nyelam lagi yuxk? Msih byk mutiara2 yg belum kita ambil. Let’s go!
          Kaya’nya kita ndak perlu nyelam terlalu dalem dech, karena mutiara itu udach kelihatan. Ternyata, Masehi itu sama halnya dengan Hijriah. Bahwa itu adalah sebuah nama satuan tahun penanggalan yang digunakan di negeri kita bahkan di seluruh dunia. And kata itu berasal dari sebuah nama gelar Nabi Isa a.s., yang menurut kamuns bahsa Arab yaitu Al–Masih, atau menurut bahasa Ibrani yaitu Messiah. sehingga disebutlah pada peristiwa Nabi Isa itu sebagai penetapan tahun Masehi, yang berawal dari bulan Januari dan diakhiri dengan bulan Desember.
          And perayaan tiap tahun baru Masehi ini, juga tidak kalah meriahnya dengan tahun baru Islam atau tahun baru Hijriah. Yang membedakannya adalah, tahun baru Masehi ini selalu diramaikan oleh kalangan pemuda/I saja. Dimana mereka mengadakan sebuah acara besar-besaran dengan alat penghidup suasananya petasan atau kembang api. Dan alat itu akan mulai dinyalakan setelah tiba harinya 1 Januari tepatnya pukul 00.00, di sebuah tempat keramaian. Tidak hanya itu saja, bahkan terkadang ada pula yang memeriahkannya di kediaman masing-masing dengan peralatan musik seadanya dan mereka nyalakan setelah tiba waktunya pula. Beraneka cara para pemuda tersebut memeriahkannya.
          Yang menjadi pertanyaan, apakah kedua momen itu memang harus dimeriahkan seperti halnya di atas? Sebenarnya, hal itu tidak berarti apa-apa, jikalau hanya dimeriahkan dan kita tidak mengetahui makna yang tekandung di dalamnya. Tahun baru merupakan tahun dimana kita juga harus dengan hal-hal yang baru, dan meninggalkan hal yang lama. Seperti yang dikatakan seorang trainer hebat biasanya, bahawa: “Tahun Baru, Pribadi Baru”, bukan berarti semuanya harus baru. Di sini dimaksudkan hal-hal yang buruk harus kita tinggalkan, hal-hal yang rusak harus kita benahi, dan kita buka lembaran perjalanan hidup yang baru, yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Oce! Sekarang kita sudah memasuki tahun baru itu, tahun baru Islam. Dan sebentar lagi kita juga akan memasuki tahun baru Masehi. Maka dari itu, kita bersama-sama mulai dari sekarang. Kita persiapkan visi dan misi besar hidup kita. Dan hal itu yang akan menuntun kita untuk mencapai tujuan hidup kita ridhallah, “Dunia Bahagia, Akhirat Syurga”. Amin!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar